Mistar Ingsut (Vernier Caliper)
Jangka sorong kadang-kadang disebut juga mistar ingsut adalah salah satu alat ukur yang banyak dipakai di bengkel-bengkel atau laboratorium, dan digunakan untuk mengukur bagian dalam, luar, dan kedalaman. Dengan prinsip dengan mistar ukur yaitu dengan adanya skala linier pada batangnya, tetapi cara mengukur obyek ukurnya berbeda. Pada jangka sorong dibuat rahang pengukur tetap dan rahang pengukur yang bergerak, berfungsi untuk untuk menjepit benda kerja sewaktu melakukan pengukuran. Permukaan kedua rahang ini dibuat sejajar dan relatif kuat untuk menghindahari kesalahan ukur. Pembacaan skala linier (skala utama) dilakukan melalui garis indeks yang terletak pada batang (yang bersatu dengan dengan rahang ukur gerak) dan kecermatan pembacaannya dapat lebih baik dari mistar ukur (lebih kecil dari 0,5 mm) karena dibantu dengan skala nonius. Guna meningkatkan kecermatan pembacaan selain dengan skala nonius ada pula jangka sorong yang memakai jam ukur ( dial indicator ).
Jangka sorong adalah suatu alat ukur yang cukup mahal, maka jangan disalahgunakan, misalnya untuk menggaris, memukul maupun untuk mengukur poros yang masih berputar atau jatuh. Karena dapat menyebabkan rahang jangka sorong berubah sehingga terjadi kesalah ukur bila digunakan.
Bagian bagian dari jangka sorong :
1&6 Rahang tetap 4 Bilah geser (Skala nonius)2&7 Rahang bergerak 5 Batang ukur (Skala utama)
3 Pengunci f. 8 Batang ukur kedalaman
|
Skala Utama adalah skala yang terdapat pada batang, yang jarak pembagian garis-garisnya sebesar 1 mm
Skala Nonius adalah skala yang terdapat yang kedua pembagian garis-garisnya lebih pendek dari pada pembagian garis-garis pada skala utama. Karena adanya perbedaan dari kedua skala tersebut, memungkinkan kita untuk mengukur lebih teliti. Pembagian garis-garis disesuaikan dengan kecermatan alat ukurnya.
Kecermatan jangka sorong
Cara mencari kecermatan jangka sorong
- Kecermatan 0,1 [mm]
Didalam skala nonius, 9 mm dibagi dalam 10 bagian yang sama. Jadi satu bagian (skala) panjangnya:9 [mm] : 10 = 0,9 [mm]
Satu (bagian) skala utama = 1 mm. Sehingga selisih kedua skala :
1 [mm] – 0,9 [mm] = 0,1 [mm]
Jadi kecermatan jangka sorong ini adalah 0,1 [mm].
Didalam skala nonius, 19 mm dibagi dalam 10 bagian yang sama. Jadi satu bagian (skala) panjangnya:19 [mm] : 20 = 0,95 [mm]
Dua (bagian) skala utama = 1 mm. Sehingga selisih kedua skala :
1 [mm] – 0,95 [mm] = 0,05 [mm]
Jadi kecermatan jangka sorong ini adalah 0,05 [mm], tetapi pembacaannya lebih jelas.
2. Kecermatan 0,05 [mm]
Didalam skala nonius, 19 mm dibagi dalam 20 bagian yang sama. Jadi satu bagian (skala) panjangnya:
19 [mm] : 20 = 0,95 [mm]
Dua (bagian) skala utama = 1 mm. Sehingga selisi kedua skala :
1 [mm] – 0,95 [mm] = 0,05 [mm]
Jadi kecermatan jangka sorong ini adalah 0,05 [mm].
3. Kecermatan 0,02 [mm]
Didalam skala nonius, 49 mm dibagi dalam 50 bagian yang sama Jadi satu bagian (skala) panjangnya:49 [mm] : 50 = 0,98 [mm]
Dua (bagian) skala utama = 1 mm. Sehingga selisi kedua skala :
1 [mm] – 0,98 [mm] = 0,02 [mm]
Jadi kecermatan jangka sorong ini adalah 0,02 [mm].
- Cara menggunakan jangka sorong
Pada saat membaca skala jangka sorong, bidang-bidang yang disentuhkan antara benda kerja dan rahang jangka sorong harus benar-benar flat.• Buka rahang dan tempatkan benda kerja diantara kedua rahang jangka sorong.
• Jepit benda kerja dengan kedua rahang jangka sorong dan baca ukuran skala.
Adalah skala yang terdapat yang kedua pembagian garis-garisnya lebih pendek dari pada pembagian garis-garis pada skala utama. Karena adanya perbedaan dari kedua skala tersebut, memungkinkan kita untuk mengukur lebih teliti.
• Buka rahang jangka sorong.
• Pindahkan/angkat jangka sorong.